Senin, 22 Juni 2020

Tiga Tips Guru Meningkatkan Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang artinya sikap dan perilaku yang bertanggung jawab untuk menaati segala aturan yang telah disepakati bersama. Kata disiplin ini memang mudah untuk dikatakan, akan tetapi sangat sulit untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena banyaknya gangguan yang datang dari dalam diri kita sendiri, misalnya sifat pelupa.

Sering kali kita sebagai seorang guru mengalami kelupaan akan tugas-tugas kita. Padahal sifat pelupa ini akan semakin kuat apabila kita tidak mau berusaha untuk menghilangkannya. Bila kita sering lupa maka akan mempengaruhi sikap kedisiplinan kita tentu akan semakin menurun. Karena itu di sini saya akan mencoba memberikan tips mudah meningkatkan kedisiplinan siswa agar tetap tinggi dan terjaga.

Tips yang pertama: Tanamkan dalam hatimu bahwa kedisiplinan merupakan kunci kesuksesan

Tips kedua: Sifat lupa merupakan musuh yang harus dihindari

Tips ketiga: Yakinlah bahwa anda pasti bisa disiplin

Ketiga tips tersebut dapatlah diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Baik kehidupan di rumah, sekolah, masyarakat maupun yang lebih luas lagi dalam berbangsa dan bernegara.


Kamis, 18 Juni 2020

KISAH GURU HEBAT BANYAK TERBITKAN BUKU

Resume Pertemuan 4 Belajar Menulis bersama Emi Sudarwati, S.Pd

Hari Senin, tanggal 8 Juni 2020 pukul 19.00 s.d. 21.00

 

Bermimpilah , dan ubahlah mimpi itu menjadi kenyataan.

Berawal dari prinsip inilah Ibu Emi Sudarwati menjadi penulis terkenal. Berbagai buku telah diterbitkan. Buku karya guru maupun buku karya siswa. Untuk itu saya pun bermimpi untuk mengikuti jejak beliau. Walaupun saya sadar bahwa kemampuan saya tidak sebanding dengan kepandaian dan kelihaian beliau dalam menulis. Tapi saya yakin dan tetap semangat dengan kesungguhan dan kerajinan belajar pasti semua cita dan harapan akan terwujud.

Kisahnya sebagai berikut:

Pada tahun 2013.  Ibu Emi Sudarwati bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro.  Namanya PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro).  Di sana penulis banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior.  Seperti : JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro),  Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred  Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya Ibu Emi Sudarwati mendapatkan pencerahan.  Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber).

Kemudian pada awal tahun 2014,  terbitlah Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG. Pada penghujung tahun 2014. Ibu Emi sudarwati  kembali bekerja sama dengan PSJB  menerbitkan buku karya Beliau dan Siswa SMPN 1 Baureno. Dan  karya-karya mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat itu.

Sampai-sampai penulis dan siswa didatangi oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara.  Alhasil, besoknya tayang di surat kabar harian radar Bojonegoro yang sangat terkenal itu.  Dari sana,  semua penasaran dengan buku karya siswa tersebut.  Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro banyak diserbu pembeli buku.  Semua ingin membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan buku.

Buku karya Beliau dan siswa SMPN 1 Baureno  menjadi inspirasi bagi banyak sekolah.  Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di Kabupaten lain.  Sehingga sering diwawancara wartawan berbagai media,  baik cetak maupun on line.  Akhirnya bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.

Pada tahun 2015  Ibu Emi Sudarwati ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional.  Awalnya ada rasa tidak percaya diri.  Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi.  Akhirnya penulis mengirimkan karya inovasi, meskipun dengan setengah hati.

Namun tidak disangka, ternyata dapat panggilan sebagai finalis inobelnas.  Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia, penulis diundang ke Jakarta untuk presentasi.  Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada ujian tulis juga.  Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan.  Meskipun belum mendapat juara, namun penulis sudah cukup bangga, bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air.

Di samping itu, penulis juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di BBJT.  PSJB adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.  Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur.  Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.

Puji sukur, penulis mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi.  Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa.  Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi.  Dengan status baru ini, penulis merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun juga.  Bukan hanya untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.  Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.

Pada tahin 2016, penulis ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro.  Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya.  Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya penulis ditugaskan lagi.  Ternyata tidak sia-sia.  Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta.

Pada tahun yang sama, penulis kembali mengirimkan karya inobel.  Kali ini bukan atas inisiatif  bapak kepala sekolah, tetapi keinginan penulis sendiri.  Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu menginspirasi.  Kali ini bukan karya baru.  Namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri.  Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal) Tidak lama seusai lomba, penulis mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda.  Belajar sistem pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu.  Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.  Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.

Sepulang dari Belanda, masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.

Lagi-lagi, di samping belajar juga bisa berwisaya keliling kota terindah di negeri ini.  Kali ini, semua peserta mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal.  Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional.  Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.

TAHUN 2017

Tidak berhenti sampai di situ.  Beberapa bulan berikutnya.  Penulis diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.  Tidak ingin melewatka kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura.  Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.

Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik.  Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut.

 Kebetulan juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

TAHUN 2018

Ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.  Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah.  Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI).  Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan.  Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain. 

Akhirnya penulis berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.

Sedang di Bojonegoro sendiri, penulis aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru.  Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan.

TAHUN 2019

Penulis mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.  Karya ini ditulis berdua dengan suami.  Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan pernikahan penulis dengan suami semakin bahagia.

Selanjutnya, di tahun yang sama.  Penulis ingin menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah ini,  Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.  Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.

Adapun untuk patungan, seperti biasa saja.  Yaitu menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif.  Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang,

Saat ini saya konsentrasi mengelola TBM Kinanthi.

Untuk penerbitan buku. Saya kerja sama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek Mandiri).

SaGuSaBu (Satu Guru Satu Buku) & SaSis SaBu (Satu Siswa Satu Buku).

Mau menerbitkan buku ber isbn, mudah dan murah? Ayo ikut program ini.

Kirimkan naskah buku Bapak/Ibu Guru atau Siswa. Tentang apa saja sesuai bakat dan minat. Misalkan:

1. Kumpulan Puisi

2. Kumpulan Cerpen

3. Kumpulan Esai

4. Novel

5. PTK

6. Naskah INOBEL

7. Kumpulan Pantun

8. Kumpulan Resep

9. Kumpulan Cerpen Misteri

10. Dll

Jenis huruf : Time new roman/12/1,5

Ukuran kertas A5

2:2;2;2

Naskah sudah lengkap dg kata pengantar, biografi dan foto dalam 1 file. Jangan dipisah2.

Nama file : SaGu SaBu spasi nama                

                     Atau SaSis SaBu spasi nama

Contoh : SaGu SaBu Emi

                Atau SaSis SaBu Emi

Biaya penerbitan tergantung jumlah halaman.

50-56 halaman kena 480.000. dst

Ongkir bisa bayar di tempat.

Dapat 10 buku, piagam penulis dan beberapa buku terbitan Majas Grup.

Alamat Pengiriman naskah : emiime2011@gmail.com

Konfirmasi ke WA : 08563155081

Jika naskah dinyatakan lolos kurasi,

Silahkan transfer:

BRI 001101005862531

A.n. Emi Sudarwati

 jika sudah transfer di foto. Lalu kirimkan ke WA ke no 08563155081

Waktu pengumpulan naskah mulai hari ini

Buku akan terbit paling cepat 3 bulan setelah kirim naskah dan TF.

Jika menginginkan cover buat sendiri, langsung dicantumkan saat kirim naskah. Dengan persyaratan, harus orisinil. Bukan jiplakan atau hasil rekayasa dari internet.

Jika tidakak ada, Penerbit menyediakan desain cover gratis.

1 X edit cover kena cas 100.000

Demikian sekelumit kisah perjalanan Guru hebat banyak terbitkan buku Ibu Emi Sudarwati, S.Pd

Salam literasi, tetap semangat, dan sukses untuk berkarya…!

 

 

 


PERJALANAN GURU AGUNG TERBITKAN BUKU

Resume Pertemuan 5 Belajar Menulis bersama Guru Agung

Hari Rabu, tanggal 10 Juni 2020 pukul 19.00 s.d. 21.00

 

Seperti biasa malam ini setelah mengaji dan membaca Alquran saya membuka WA untuk mengikuti perkuliahan online belajar menulis bersama Om Jay. Perkuliahan diawali oleh Om jay memperkenalkan profil sang narasumber Agung Pardini, S.Pd, M.Pd yang sering disapa Guru Agung. Beliau bekerja di Dompet Dhuhafa yang sejak 2009 mempunyai program SGI (Sekolah Guru Indonesia) dengan berweb sebagai berikut: www.sekolahguruindonesia.net

http://www.sekolahguruindonesia.net/era-kepemimpinan-guru/

 

Perkuliahan dimoderatori oleh Ibu Fatimah dari Aceh. Pada perkuliahan malam ini Guru Agung memberi sedikit perspektif yang berbeda dalam penulisan dan penerbitan buku dibidang pendidikan dan keguruan. Beliau menyatakan bahwa pada penulisan dan penerbitan buku terdapat beberapa kendala, yaitu:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4. Ejaan yang (belum) disempurnakan 

Untuk mengatasi kendala tersebut para guru yang mengabdi di daerah pelosok,  salah satunya melalui model pendampingan dan bimbingan selama satu tahun secara intensif dengan sabar. Tentu saja ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan.

Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang dikerjakan untuk pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa diberikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Berikut contoh-contohnya:

 

Buku - buku tersebut merupakan  kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah dihasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode maupun media. Hal tersebut murni diangkat dari pengalaman para guru itu sendiri. Untuk biaya penerbitan dan percetakan semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan guna memberi manfaat dan masukan dalam inovasi pembelajaran di daerah lain.

Pernah ada guru muda yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI.Jamilah Sampara Award. Hampir semua buku-buku yang diterbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Bagaimana cara mengajarkan guru-guru menulis?

Cara yang ditempu sangat unik.Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru"

Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tadi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi hal ini bisa dijadikan  semacam refleksi dan evaluasi. Kebiasaan Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian. Melalui jurnal inilah para pengelola dan dosen dapat mengetahui perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka.Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati  dan lain-lain, macam-macam ceritanya.

 

Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kebiasaan menulis jurnal harian tersebut, Guru menjadi terlatih untuk menulis dan berliterasi. Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

 

Demikian perkuliahan yang disampaikan Guru Agung. Sangat menarik dan  menginspirasi sekali. Dilanjutkan sesi bertanya.

 

Pertanyaan pertama

Dari Jeferson Siahaan Bandung Jawa Barat gel.12....apakah boleh tahu mengenai company profile SGI?

Jawaban:

SGI mempunyai beberapa program, salah satunya adalah School of Master Teachers atau SMT. Saat ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng. Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan. Tugas akhirnya adalah membuat PTK.

 

Pertanyaan kedua:

Dari Mukminin Lamongan, ketika harus banyak membaca, banyak menulis, Bagaimana untuk penyediaan buku referensi guru yg bertugas di daerah terpencil padahal listrik belum ada, internet kemungkinan sulit. Langkah  apa yg Bapak lakukukan (dompet dhuafa) agar guru tetap berkarya / menulis dg ketersediaan buku tsb?

Jawaban:

Alhamdulillah setiap tahun dompet duhafa mendapatkan donasi buku.

Walau jumlahnya terbatas, ini coba kami salurkan ke beberapa daerah pelosok. Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sdh sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang...Masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

 

Pertanyaan ketiga:

Dari Siti Nurbaya Az, S.E. Karimun, Kepri gelombang 12

Daerah 3 T di Karimun bisa tidak dapat bantuan dompet dhuafa ?

Jawaban:

Program dompet duhafa baru sampai Pangkal Pinang. Pernah juga ada program lain di Riau, tepatnya di kepulauan Meranti. Membuat sekolah buat anak-anak Suku Akit.

 

Pertanyaan keempat:

Dari Noralia gelombang 8.

Bagaimana cara untuk mendapatkan buku-buku koleksi dompet dhuafa?

Jawaban:

Saat ini buku-buku dari dompet duhafa sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus. Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia. Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/

Pertanyaan kelima:

Dari Lilis Erna Yulianti, SMPN 1 Kertajati Majalengka, gelombang 12.

Bagaimana cara koordinasi dengan setiap guru yang bertugas di tempat yg berbeda apalagi tadi ada beberapa kendala spt internet dan listrik yg hanya menyala malam hari? Kemudian acara bedah buku apakah di sklh SGI atau dimana? Bila ingin mempunyai buku-buku karya guru-guru hebat tersebut bagaimana cara mendapatkannya?

Jawaban:

https://publikasi.dompetdhuafa.org/downloads/pendidikan/

Setiap cabang SGI di daerah juga punya agenda bedah buku sendiri. Sayangnya buku-buku kami sudah banyak yang habis versi cetaknya. Makanya kami ubah ke versi pdf atau e-book. Guru agung pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini beliau tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan Guru Agung bisa dibaca di web SGI:

www.sekolahguruindonesia.net

http://www.sekolahguruindonesia.net/serial-sepuluh-kepemimpinan-guru-sahabat-terbaik-siswa/

 

Pertanyaan keenam:

Sudikah kiranya bapak diundang untuk datang ke Pamekasan Madura untuk menyemangati dan membimbing kami untuk menulis?

Jawaban:

Alhamdulillah terima kasih atas undangannya Bu. Akhir tahun lalu saya baru saja diundang ke Kantor Bupati Sampang. Ada acara kepemudaan dan kunjungan sekolah. Hanya  sayangnya, oleh kantor saya tidak boleh kelur daerah sampai dengan Bulan Desember karena Covid-19

 

Pertanyaan ketujuh:

Dari AAM NURHASANAH, LEBAK-BANTEN

Bagaimana awal mula kisah bapak bergabung dengan dompet dhuafa sampai bisa menerbitkan buku yg begitu banyak?

 Jawaban:

Kebetulan Guru Agung melamar langsung saat ada lowongan untuk menjadi trainer dan konsultan pendidikan di Dompet Dhuafa.  Kebetulan tahun 2008, Dompet Dhuafa sedang butuh SDM dari kalangan guru/praktisi pendidikan. Seperti biasa, ada tes seleksi.

Pertanyaan kedelapan:

Sumarjiyati,GK.

Bagaimana kita bisa bergabung di dompet dhuafa? Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk sekolah kami agar menjadi SD binaan dari dompet duafa?

Jawaban:

Kebetulan tahun ini karena sedang Covid, Dompet Dhuhafa sedang menghentikan beberapa program di banyak daerah, salah satunya adalah program pendampingan sekolah. Semoga tahun depan bisa buka lagi. Ibu silahkan menghubungi no. WA Guru Agung . Cukup japri saja. Kebetulan fokus pendampingan sekolahnya adalah ke bidang literasi. Namanya programnya Sekolah Literasi Indonesia.

 

Pertanyaan kesembilan:

Dari Candra dari MTsN 1 Langkat Sumatera Utara,

Apakah menurut Guru Agung, guru yang baik itu harus memiliki kemampuan menulis?

Jawaban:

Jawabannya adalah wajib bisa menulis. Tapi tidak harus dalam bentuk buku ya. Bisa PTK Bisa Jurnal Penelitian, Bisa Cerpen atau Puisi, Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya. Kalau saya senengannya corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi.

 

Pertanyaan kesepuluh:

Dhevi dari Jogja,

Apakah dompet dhuafa selain menerima donasi uang juga menerima donasi buku? Maksud saya, buku baru masih segel, untuk dijual dan hasilnya didonasikan. Kawan kami dan teman-temannya menerbitkan juga buku antologi cerita pengalaman mengajar di daerah 3T tepatnya di Gayo Lues, akan tetapi kawan-kawan ini kesulitan menjual bukunya. Tujuan awal penerbitan buku ini memang untuk donasi.

Jawaban:

100 Menit Belajar Bahasa Inggris Dari Nol/Minus/Dasar GRATIS. Buatlah Perubahan dengan ikut kelas ini. Dikelas GRATIS ini, temen-temen bakalan belajar untuk memaksimalkan bahasa inggris dengan metode yang simple dan mudah dipahami ala CEC kampung pare mataram. Yang sudah dibuktikan oleh 8375 peserta dan pastikan anda jadi peserta selanjutnya

Kelebihan kelas ini adalah:

Strategi Mudah Lancar Ngomong menggunakan bahasa Inggris Dari Nol/Minus/Dasar

Metode Belajar Mengajar

Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel.

Saran Guru Agung, untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual. Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya dibagikan (gratis) buat para guru-guru lain. Jadi gampang laku, karena gratis.

Perkuliahan online lewat WAG oleh Guru Agung dari awal sampai akhir dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

 Demikian hasil perkuliahan dari Guru Agung malam ini semoga bermanfaat dan tetap semangat untuk berkarya dan berliterasi.