Minggu, 03 Januari 2021

Parenting Stategi Tepat Pembelajaran Masa Pandemi



Oleh : Endang Titik Lestari, M.Pd

Kepala Sekolah SD N Candisari Banyuurip Purworejo KP 54171

 

Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran konsultasi terprogram selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran konsultasi terprogram. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran konsultasi terprogram sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah menjadi faktor penentu agar pembelajaran konsultasi terprogram lebih efektif.

Terkait dengan hal tersebut di atas maka ditempuh sebuah kegiatan parenting. Apakah parenting itu? Parenting adalah ilmu tentang mengasuh, mendidik dan membimbing anak dengan benar dan tepat. Jadi mengasuh anak itu ada ilmunya yang dinamakan dengan parenting. Ilmu parenting itu sangat penting untuk dipelajari oleh siapapun yang akan menjadi orang tua dan yang sudah menjadi orang tua.

Kegiatan Parenting yang dilaksanakan di SDN Sutoragan pada masa pandemi COVID-19 merupakan tindak lanjut dari rencana pembelajaran konsultasi terprogram yang merupakan kebijakan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Purworejo yang akan dimulai bulan September 2020.

Tujuan kegiatan parenting diantaranya memberi pemahaman kepada orang tua pentingnya protokol kesehatan Covid-19 dalam pelaksanaan pembelajaran konsultasi terprogram, para orang tua lebih memahami bagaimana membangun kebiasaan baru (new habit) dalam masa pandemi. Dan juga bertujuan untuk memberi penguatan peran orang tua dalam pembelajaran masa pandemi. Memberi trik dan strategi bagaimana orangtua dan anak mengelola kesehatan mental menghadapi masa pandemi. Kecuali itu juga terjalinnya komunikasi yang inten antara sekolah dan orang tua siswa. Orang tua siswa dapat mempersiapkan dan menunjukkan strategi yang konkrit kepada anak dalam upaya kemampuan belajar anak.

Selain itu, orang tua dan siswa paham dalam menjalani protokol covid 19 di rumah dan di sekolah, orang tua dapat menjadi sahabat dan teman bagi anaknya, dalam berbagi tugas yang berkaitan dengan selfregulating learning dan ini menjadi proses berkelanjutan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan parenting merupakan salah satu setrategi ataupun sarana yang paling efektif yang dapat dilaksanakan sekolah untuk menghadapi pembelajaran konsultasi terprogram dalam pembelajaran di era pandemi covid-19 ini.

 

 

 

QA Model Tingkatkan Mutu Sekolah


 

Oleh : Endang Titik Lestari, M.Pd

Kepala SDN Candisari Banyuurip Purworejo KP 54171

 

 

Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan/atau Program Keahlian. Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan tidak akan meningkat tanpa diiringi dengan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Satuan Pendidikan. Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan.  Untuk dapat melaksanakan Penjaminan Mutu Pendidikan dengan baik diperlukan adanya sistem PMP.

SDN Candisari merupakan salah satu sekolah binaan LPMP Jawa Tengah. Setelah penulis selaku kepala sekolah mendapatkan Bimtek QA Model di LPMP Jawa Tengah, dan diimplementasikan di SDN Candisari hasil mutu sekolah meningkat.

Apakah QA Model itu? QA Model merupakan singkatan dari Quality Assurance Model, yang berarti model penjaminan mutu pendidikan. Model ini dikembangkan dalam rangka untuk mewujudkan sekolah yang berstandar Nasional Pendidikan (SNP), yang terdiri dari audit mutu awal, verifikasi data hasil audit awal, pendampingan, pengendalian mutu, dan audit akhir.

Audit mutu awal dilakukan oleh Tim Tim Audit Internal. Tim audit internal harus memahami Buku 1 sampai 6. Koordinator tim audit internal membagi tugas kepada  penanggungjawab standar. Tim audit internal dan masing-masing penanggungjawab standar  mengisi instrumen offline. Tim audit internal mengentri hasil isian (isi sudah  disetujui kepala sekolah) pada aplikasi yang telah  disiapkan LPMP Jawa Tengah. Tim audit internal mengunduh hasil audit mutu  internal.

Verifikasi dan validasi data dilakukan oleh tim pengembang sekolah bersama-sama dengan pendamping (Pengawas, LPMP atau Dinas Kabupaten). Pendamping (Pengawas atau pendamping LPMP/Dinas) dan tim  pengembang sekolah mencermati hasil audit awal. Pendamping dan tim pengembang sekolah memastikan hasil audit sesuai dengan kondisi sekolah berdasarkan bukti fisik melalui observasi, studi dokumen, wawancara dan metode lainnya. Pendamping dan tim pengembang sekolah mereview dan merevisi hasil audit awal sesuai temuan saat verifikasi. Pendamping dan tim pengembang menginput hasil revisi pada aplikasi yang disediakan LPMP. Pendamping dan tim pengembang mendownload hasil verifikasi audit awal.

Tujuan monev adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam perencaan program dengan hasil yang dicapai melalui kegiatan dan/atau program secara berkala. Prinsip kegiatan monitoring dan evaluasi adalah partisipatif artiny melibatkan banyak pihak, kesetaraan artinya pihak yang terlibat mempunyai kedudukan yang sama, prosedural artinya menggunakan strategi yang disepakati bersama, jujur artinya pelaksanaan dan pelaporan disampaikan secara jujur sesuai dengan temuan, dan yang terakhir terbuka artinya pertanggungjawaban disampaikan secara terbuka.

Audit akhir bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian SNP di sekolah. Langkah Utama Audit Akhir antara lain, Kepala Sekolah memberikan tugas kepada tim audit internal, tim audit internal menyusun program kerja untuk melaksanakan audit akhir, koordinator audit membagi tugas kepada penanggungjawab standar, tim audit internal mengisi instrumen offline dengan  observasi, studi dokumen, wawancara dan metode lainnya, tim audit internal mengupload hasil isian pada aplikasi yang telah disiapkan LPMP Jawa Tengah. Tim audit internal mengunduh hasil audit mutu internal,  Tim audit internal menganalisis hasil audit dan menyusun rekomendasi, Tim audit internal menyusun dan mengesahkan laporan  audit, dan yang terakhir tim audit internal memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut audit,

 

 

Pendekatan Saintifik Tingkatkan Kemandirian Siswa


 

Oleh : Endang Titik Lestari,M.Pd

Kepala SD Negeri Candisari Banyuurip Purworejo

Jl. Kutoarjo Km 6 Candisari Banyuurip Purworejo KP 54171

 

 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,menjelaskan, dan menyimpulkan.

Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund,1975). 1)individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya; 2)dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsic; 3)satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan  penemuan.; 4) dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan.

 Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967).

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik antara lain: 1) berpusat pada siswa; 2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip; 3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa; dan  4) dapat mengembangkan karakter siswa.

Proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan 5) mengkomunikasikan.

Contoh penerapan pada model pembelajaran saintifik: 1) Menanya: seorang siswa yang bertanya dengan apa yang ia lihat dan perhatikan; 2) Mengumpulkan Data: siswa yang dianjurkan untuk mengumpulkan data dengan cara mencari informasi dan melakukan kunjungan atau observasi.

 

Kolaboratif Daring dan Konter Efektifkan Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19

 


Oleh : Endang Titik Lestari, M.Pd

Kepala SD Negeri Candisari Banyuurip Purworejo

Jl. Kutoarjo Km 6 Candisari Banyuurip Purworejo KP 54171

 

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengabsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya Kabupaten Purworejo membuka pembelajaran melalui sistem Konter. Apakah konter itu? Konter merupakan akronim dari Konsultasi Terprogram. Konsultasi terprogram merupakan satu satunya metode yang digunakan Kabupaten Purworejo untuk mengatasi kekurangan pembelajaran melalui daring. Konsultasi terprogram diberikan kepada semua siswa yang membutuhkan bimbingan guru dalam melaksanakan pembelajaran apabila menemui masalah yang tak terpecahkan di rumah. Dengan cara siswa datang ke sekolah dengan didampingi orang tua dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan covid 19. Harus pakai masker, rajin cuci tangan, distancing, jaga jarak, tidak boleh berkerumun, dan pakai handsanitizer. Sedangkan lama waktunya dibatasi tidak boleh dari 3 jam.

Dengan demikian, pembelajaran daring dan konsultasi terprogram sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring dan konter lebih efektif.

 


Demontrasi Tingkatkan Prestasi Belajar IPA di SD

 





Oleh:  Endang Titik Lestari, M.Pd

Kepala sekolah SDN Candisari Banyuurip Purworejo

 

 

Metode merupakan suatu cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik suatu metode tersebut, maka makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik dan tidaknya penggunaan suatu metode. Kecuali itu dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, siswa, situasi, fasilitas dan faktor guru juga turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.

Penulis sebagai Kepala sekolah di SD Negeri Candisari mencoba menulis metode yang cocok untuk pembelajaran IPA di SD dengan metode demontrasi. Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dikhususkan pada materi yang memerlukan peragaan atau percobaan. Hal itu sesuai dengan pelajaran IPA yang pada umumnya materinya memerlukan peragaan atau percobaan. Sebagai contoh sederhana, materi pertumbuhan pada tumbuhan. Agar siswa lebih mudah mengerti materi itu, diperlukan percobaan pertumbuhan pada tanaman kacang hijau. Siswa dapat melakukan percobaan pada biji kacang hijau yang ditaruh dalam kapas berair dan ditaruh dalam ruangan. Dalam beberapa hari kacang hijau itu akan tumbuh dan siswa dapat mengamati setiap pertumbuhan dari kacang hijau tersebut. (Heri Sulistyanto, dkk, 2008).

Langkah-langkah metode demonstrasi secara umum adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, 2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, 3) Menyiapkan bahan atau alat yang akan diperlukan, 4) Menunjuk salah satu siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan, 5) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya, 6) Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan, dan 7) Guru membuat kesimpulan. (Khairil Anwar, 2009: 47).

Metode ini dianggap lebih tepat dibandingkan dengan metode yang lain karena selain guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, siswa juga dapat mendemontrasikan materi melalui percobaan atau peragaan. Sehingga siswa dapat memperhatikan dan menganalisa hasil pengamatan dari percobaan atau peragaan tersebut secara langsung dengan terlibat dalam menemukan materi sendiri, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.

Metode ini memberikan siswa lebih aktif dalam belajar. Aktif fisik, mental dan juga emosional. Aktif fisik, siswa dapat duduk, lari, mendorong dan lain-lain. Siswa aktif mental yaitu dengan menganalisis setiap kegiatan dan aktif emosional dapat mempunyai empati, kerjasama dan motivasi dalam belajar. Percobaan atau peragaan dalam menjelaskan suatu materi dapat menumbuhkan rasa menyenangkan pada siswa dalam belajar sehingga proses belajar lebih efektif. Siswa lebih mudah mengerti dan guru dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kelebihan lain metode ini juga dapat mendukung pembelajaran PAIKEM, yaitu Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Tidak ada metode pembelajaran yang tepat untuk semua mata pelajaran termasuk IPA. Namun, dari berbagai jenis metode maka demonstrasi yang dianggap lebih tepat untuk materi-materi yang ada dipelajaran IPA karena kebanyakan materi pelajaran IPA lebih kearah peragaan maupun percobaan.

 


Senin, 17 Agustus 2020

Perjuangan Guru di Era Pandemi

oleh: Endang Titik Lestari, M.Pd
Kepala SD Negeri Candisari Kabupaten Purworejo


Enam bulan telah berlalu, pandemi covid-19 belum juga usai. Sejak 24 Maret 2020, Mendikbud mengeluarkan surat edaran tentang pelaksanaan pendidikan di masa pandemi covid-19, salah satunya  kebijakan menetapkan bahwa proses belajar untuk sementara dilakukan secara online dari rumah masing-masing, sehingga pembelajaran tatap muka tidak dapat lagi dilaksanakan. Padahal interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting sekali untuk mengetahui kemajuan proses belajar siswa. Dengan adanya proses belajar secara daring, guru harus benar-benar dalam memperhatikan belajar siswa. 

Kebijakan belajar dari rumah (BDR), bagi  guru merupakan tantangan yang harus dihadapi. Bagaimana menjadi seorang guru yang tanggap, tangguh, trengginas, dan cerdas dalam menyikapi situasi dan kondisi era pandemi covid-19 ini. Tatanan sosial kehidupan dunia semua mengalami perubahan, tidak terkecuali pada dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran tatap muka tidak dapat lagi dilaksanakan. Pemerintah tetap memberi kebijakan untuk tetap belajar dari rumah (BDR) dengan pola pembelajaran jarak jauh (online). Tentu saja hal ini bukan hal yang muda, karena banyak hal yang harus disiapkan terutama teknologi dan informasi.

Kondisi Darurat COVID-19 saat ini, telah memaksa dunia masuk pada tatanan sosial baru, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Kebijakan physical distancing “melarang peserta didik belajar di sekolah” merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh semua guru. “Bagaimanapun kondisinya, pembelajaran harus tetap berlangsung untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang telah ditentukan, yaitu melalui pembelajaran di rumah (BDR) dengan pola pembelajaran jarak jauh”. Bagi guru tentu saja hal ini bukan perkara yang mudah, karena pembelajaran jarak jauh menuntut kreatifitas dan inovasi yang tinggi, untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu di era pandemi covid-19 ini, penggunaan teknologi informasi berbasis jaringan (online) sangat dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran jarak jauh.

Surat edaran yang menyatakan guru untuk dapat bekerja dari rumah saja atau work from home ini bertujuan untuk meminimalisir dan memutus rantai penyebaran coronavirus. Sehingga tidak heran kalau pemakaian jaringan internet saat ini melonjak banyak dari penggunaan normal sebelum adanya pandemi yang semakin merebak ini.

Permasalahan tersebut tentu saja harus segera terselesaikan. Salah satu solusi yang ditempuh guru-guru SD Negeri Candisari, terutama kelas tinggi menggunakan classroom dan gmeet. Classroom merupakan sebuah fitur yang efisien, mudah digunakan, dan membantu guru dalam mengelola tugas. Dengan Classroom, guru dapat membuat kelas, mendistribusikan tugas, memberi nilai, mengirim masukan, dan melihat semuanya di satu tempat. Classroom menyederhanakan tugas yang berulang dan membantu guru untuk lebih berfokus pada tugas terpentingnya, yaitu mengajar. Kecuali itu, dengan Classroom, guru dan siswa dapat login dari komputer atau perangkat seluler apa pun untuk mengakses tugas kelas, materi pelajaran, dan masukan. Dan juga guru dapat melacak progres siswa untuk mengetahui di mana dan kapan harus memberikan masukan tambahan. Dengan alur kerja yang disederhanakan, energi guru dapat lebih difokuskan pada pemberian rekomendasi yang membangun dan dipersonalisasi bagi siswa.

Kecuali classroom, guru juga berselancar dan mengajar secara online agar kelancaran konferensi onlinenya terjaga. Untuk mencapai harapan tersebut banyak guru yang mencari alternatif lain dengan menggunakan berbagai macam aplikasi agar mereka tetap dapat mengajar dan menyampaikan materi tanpa terputus- putus. Salah satunya adalah Gmeet (Google Meet)

Apakah itu gmeet (google Meet)? Gmeet merupakan penciptaan dan pembaruan yang jauh lebih menarik dan menawarkan fitur- fitur terbaik dibandingkan dari pendahulunya, Google Hangouts klasik. Keunggulan yang ditawarkan gmeet diantaranya: 1) Membantu siswa dan guru untuk tetap melakukan interaksi dimana saja mereka berada dengan menggunakan video call. 2) Interface atau antarmuka yang unik dan fungsional dengan ukuran ringan serta cepat, mengedepankan pengelolaan yang efisien, mudah guna (user friendly) yang dapat diikuti semua siswa. Guru dapat mengundang siswa dan berbagi fitur.

Namun demikian semua aplikasi atau media tentunya tidak ada yang sempurna, tentu ada kekurangannya. Demikian pula dengan gmeet ada kekurangannya, diantaranya membutuhkan kuota yang signifikan sehingga membebani siswa maupun guru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media melalui classroom maupun gmeet semuanya membutuhkan kuota yang membebani siswa maupun guru. Namun demikian aplikasi ini merupakan media yang paling efektif dalam pembelajaran di era pandemi covid-19 ini.

   



Senin, 10 Agustus 2020

Classroom dan Gmeet Efektifkan PJJ

 

Oleh : Endang Titik Lestari, M.Pd

Kepala Sekolah SDN Candisari Banyuurip Purworejo



Kondisi Darurat COVID-19 saat ini, telah memaksa dunia masuk pada tatanan sosial baru, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Kebijakan physical distancing “melarang peserta didik belajar di sekolah” merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh semua guru. “Bagaimanapun kondisinya, pembelajaran harus tetap berlangsung untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang telah ditentukan, yaitu melalui pembelajaran di rumah (BDR) dengan pola pembelajaran jarak jauh”. Bagi guru tentu saja hal ini bukan perkara yang mudah, karena pembelajaran jarak jauh menuntut kreatifitas dan inovasi yang tinggi, untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu di era pandemi covid-19 ini, penggunaan teknologi informasi berbasis jaringan (online) sangat dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran jarak jauh.

Surat edaran yang menyatakan guru untuk dapat bekerja dari rumah saja atau work from home ini bertujuan untuk meminimalisir dan memutus rantai penyebaran coronavirus. Sehingga tidak heran kalau pemakaian jaringan internet saat ini melonjak banyak dari penggunaan normal sebelum adanya pandemi yang semakin merebak ini.

Permasalahan tersebut tentu saja harus segera terselesaikan. Salah satu solusi yang ditempuh guru-guru SD Negeri Candisari, terutama kelas tinggi menggunakan classroom dan gmeet. Classroom merupakan sebuah fitur yang efisien, mudah digunakan, dan membantu guru dalam mengelola tugas. Dengan Classroom, guru dapat membuat kelas, mendistribusikan tugas, memberi nilai, mengirim masukan, dan melihat semuanya di satu tempat. Classroom menyederhanakan tugas yang berulang dan membantu guru untuk lebih berfokus pada tugas terpentingnya, yaitu mengajar. Kecuali itu, dengan Classroom, guru dan siswa dapat login dari komputer atau perangkat seluler apa pun untuk mengakses tugas kelas, materi pelajaran, dan masukan. Dan juga guru dapat melacak progres siswa untuk mengetahui di mana dan kapan harus memberikan masukan tambahan. Dengan alur kerja yang disederhanakan, energi guru dapat lebih difokuskan pada pemberian rekomendasi yang membangun dan dipersonalisasi bagi siswa.

Kecuali classroom, guru juga berselancar dan mengajar secara online agar kelancaran konferensi onlinenya terjaga. Untuk mencapai harapan tersebut banyak guru yang mencari alternatif lain dengan menggunakan berbagai macam aplikasi agar mereka tetap dapat mengajar dan menyampaikan materi tanpa terputus- putus. Salah satunya adalah Gmeet (Google Meet)

Apakah itu gmeet (google Meet)? Gmeet merupakan penciptaan dan pembaruan yang jauh lebih menarik dan menawarkan fitur- fitur terbaik dibandingkan dari pendahulunya, Google Hangouts klasik. Keunggulan yang ditawarkan gmeet diantaranya: 1) Membantu siswa dan guru untuk tetap melakukan interaksi dimana saja mereka berada dengan menggunakan video call. 2) Interface atau antarmuka yang unik dan fungsional dengan ukuran ringan serta cepat, mengedepankan pengelolaan yang efisien, mudah guna (user friendly) yang dapat diikuti semua siswa. Guru dapat mengundang siswa dan berbagi fitur.

Namun demikian semua aplikasi atau media tentunya tidak ada yang sempurna, tentu ada kekurangannya. Demikian pula dengan gmeet ada kekurangannya, diantaranya membutuhkan kuota yang signifikan sehingga membebani siswa maupun guru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media melalui classroom maupun gmeet semuanya membutuhkan kuota yang membebani siswa maupun guru. Namun demikian aplikasi ini merupakan media yang paling efektif dalam pembelajaran di era pandemi covid-19 ini.