Kamis, 18 Juni 2020

PERJALANAN GURU AGUNG TERBITKAN BUKU

Resume Pertemuan 5 Belajar Menulis bersama Guru Agung

Hari Rabu, tanggal 10 Juni 2020 pukul 19.00 s.d. 21.00

 

Seperti biasa malam ini setelah mengaji dan membaca Alquran saya membuka WA untuk mengikuti perkuliahan online belajar menulis bersama Om Jay. Perkuliahan diawali oleh Om jay memperkenalkan profil sang narasumber Agung Pardini, S.Pd, M.Pd yang sering disapa Guru Agung. Beliau bekerja di Dompet Dhuhafa yang sejak 2009 mempunyai program SGI (Sekolah Guru Indonesia) dengan berweb sebagai berikut: www.sekolahguruindonesia.net

http://www.sekolahguruindonesia.net/era-kepemimpinan-guru/

 

Perkuliahan dimoderatori oleh Ibu Fatimah dari Aceh. Pada perkuliahan malam ini Guru Agung memberi sedikit perspektif yang berbeda dalam penulisan dan penerbitan buku dibidang pendidikan dan keguruan. Beliau menyatakan bahwa pada penulisan dan penerbitan buku terdapat beberapa kendala, yaitu:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4. Ejaan yang (belum) disempurnakan 

Untuk mengatasi kendala tersebut para guru yang mengabdi di daerah pelosok,  salah satunya melalui model pendampingan dan bimbingan selama satu tahun secara intensif dengan sabar. Tentu saja ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan.

Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang dikerjakan untuk pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa diberikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Berikut contoh-contohnya:

 

Buku - buku tersebut merupakan  kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah dihasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode maupun media. Hal tersebut murni diangkat dari pengalaman para guru itu sendiri. Untuk biaya penerbitan dan percetakan semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan guna memberi manfaat dan masukan dalam inovasi pembelajaran di daerah lain.

Pernah ada guru muda yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI.Jamilah Sampara Award. Hampir semua buku-buku yang diterbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Bagaimana cara mengajarkan guru-guru menulis?

Cara yang ditempu sangat unik.Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru"

Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tadi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi hal ini bisa dijadikan  semacam refleksi dan evaluasi. Kebiasaan Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian. Melalui jurnal inilah para pengelola dan dosen dapat mengetahui perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka.Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati  dan lain-lain, macam-macam ceritanya.

 

Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kebiasaan menulis jurnal harian tersebut, Guru menjadi terlatih untuk menulis dan berliterasi. Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

 

Demikian perkuliahan yang disampaikan Guru Agung. Sangat menarik dan  menginspirasi sekali. Dilanjutkan sesi bertanya.

 

Pertanyaan pertama

Dari Jeferson Siahaan Bandung Jawa Barat gel.12....apakah boleh tahu mengenai company profile SGI?

Jawaban:

SGI mempunyai beberapa program, salah satunya adalah School of Master Teachers atau SMT. Saat ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng. Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan. Tugas akhirnya adalah membuat PTK.

 

Pertanyaan kedua:

Dari Mukminin Lamongan, ketika harus banyak membaca, banyak menulis, Bagaimana untuk penyediaan buku referensi guru yg bertugas di daerah terpencil padahal listrik belum ada, internet kemungkinan sulit. Langkah  apa yg Bapak lakukukan (dompet dhuafa) agar guru tetap berkarya / menulis dg ketersediaan buku tsb?

Jawaban:

Alhamdulillah setiap tahun dompet duhafa mendapatkan donasi buku.

Walau jumlahnya terbatas, ini coba kami salurkan ke beberapa daerah pelosok. Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sdh sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang...Masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

 

Pertanyaan ketiga:

Dari Siti Nurbaya Az, S.E. Karimun, Kepri gelombang 12

Daerah 3 T di Karimun bisa tidak dapat bantuan dompet dhuafa ?

Jawaban:

Program dompet duhafa baru sampai Pangkal Pinang. Pernah juga ada program lain di Riau, tepatnya di kepulauan Meranti. Membuat sekolah buat anak-anak Suku Akit.

 

Pertanyaan keempat:

Dari Noralia gelombang 8.

Bagaimana cara untuk mendapatkan buku-buku koleksi dompet dhuafa?

Jawaban:

Saat ini buku-buku dari dompet duhafa sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus. Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia. Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/

Pertanyaan kelima:

Dari Lilis Erna Yulianti, SMPN 1 Kertajati Majalengka, gelombang 12.

Bagaimana cara koordinasi dengan setiap guru yang bertugas di tempat yg berbeda apalagi tadi ada beberapa kendala spt internet dan listrik yg hanya menyala malam hari? Kemudian acara bedah buku apakah di sklh SGI atau dimana? Bila ingin mempunyai buku-buku karya guru-guru hebat tersebut bagaimana cara mendapatkannya?

Jawaban:

https://publikasi.dompetdhuafa.org/downloads/pendidikan/

Setiap cabang SGI di daerah juga punya agenda bedah buku sendiri. Sayangnya buku-buku kami sudah banyak yang habis versi cetaknya. Makanya kami ubah ke versi pdf atau e-book. Guru agung pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini beliau tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan Guru Agung bisa dibaca di web SGI:

www.sekolahguruindonesia.net

http://www.sekolahguruindonesia.net/serial-sepuluh-kepemimpinan-guru-sahabat-terbaik-siswa/

 

Pertanyaan keenam:

Sudikah kiranya bapak diundang untuk datang ke Pamekasan Madura untuk menyemangati dan membimbing kami untuk menulis?

Jawaban:

Alhamdulillah terima kasih atas undangannya Bu. Akhir tahun lalu saya baru saja diundang ke Kantor Bupati Sampang. Ada acara kepemudaan dan kunjungan sekolah. Hanya  sayangnya, oleh kantor saya tidak boleh kelur daerah sampai dengan Bulan Desember karena Covid-19

 

Pertanyaan ketujuh:

Dari AAM NURHASANAH, LEBAK-BANTEN

Bagaimana awal mula kisah bapak bergabung dengan dompet dhuafa sampai bisa menerbitkan buku yg begitu banyak?

 Jawaban:

Kebetulan Guru Agung melamar langsung saat ada lowongan untuk menjadi trainer dan konsultan pendidikan di Dompet Dhuafa.  Kebetulan tahun 2008, Dompet Dhuafa sedang butuh SDM dari kalangan guru/praktisi pendidikan. Seperti biasa, ada tes seleksi.

Pertanyaan kedelapan:

Sumarjiyati,GK.

Bagaimana kita bisa bergabung di dompet dhuafa? Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk sekolah kami agar menjadi SD binaan dari dompet duafa?

Jawaban:

Kebetulan tahun ini karena sedang Covid, Dompet Dhuhafa sedang menghentikan beberapa program di banyak daerah, salah satunya adalah program pendampingan sekolah. Semoga tahun depan bisa buka lagi. Ibu silahkan menghubungi no. WA Guru Agung . Cukup japri saja. Kebetulan fokus pendampingan sekolahnya adalah ke bidang literasi. Namanya programnya Sekolah Literasi Indonesia.

 

Pertanyaan kesembilan:

Dari Candra dari MTsN 1 Langkat Sumatera Utara,

Apakah menurut Guru Agung, guru yang baik itu harus memiliki kemampuan menulis?

Jawaban:

Jawabannya adalah wajib bisa menulis. Tapi tidak harus dalam bentuk buku ya. Bisa PTK Bisa Jurnal Penelitian, Bisa Cerpen atau Puisi, Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya. Kalau saya senengannya corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi.

 

Pertanyaan kesepuluh:

Dhevi dari Jogja,

Apakah dompet dhuafa selain menerima donasi uang juga menerima donasi buku? Maksud saya, buku baru masih segel, untuk dijual dan hasilnya didonasikan. Kawan kami dan teman-temannya menerbitkan juga buku antologi cerita pengalaman mengajar di daerah 3T tepatnya di Gayo Lues, akan tetapi kawan-kawan ini kesulitan menjual bukunya. Tujuan awal penerbitan buku ini memang untuk donasi.

Jawaban:

100 Menit Belajar Bahasa Inggris Dari Nol/Minus/Dasar GRATIS. Buatlah Perubahan dengan ikut kelas ini. Dikelas GRATIS ini, temen-temen bakalan belajar untuk memaksimalkan bahasa inggris dengan metode yang simple dan mudah dipahami ala CEC kampung pare mataram. Yang sudah dibuktikan oleh 8375 peserta dan pastikan anda jadi peserta selanjutnya

Kelebihan kelas ini adalah:

Strategi Mudah Lancar Ngomong menggunakan bahasa Inggris Dari Nol/Minus/Dasar

Metode Belajar Mengajar

Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel.

Saran Guru Agung, untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual. Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya dibagikan (gratis) buat para guru-guru lain. Jadi gampang laku, karena gratis.

Perkuliahan online lewat WAG oleh Guru Agung dari awal sampai akhir dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

 Demikian hasil perkuliahan dari Guru Agung malam ini semoga bermanfaat dan tetap semangat untuk berkarya dan berliterasi.

       

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar