Minggu, 03 Januari 2021

Demontrasi Tingkatkan Prestasi Belajar IPA di SD

 





Oleh:  Endang Titik Lestari, M.Pd

Kepala sekolah SDN Candisari Banyuurip Purworejo

 

 

Metode merupakan suatu cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik suatu metode tersebut, maka makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik dan tidaknya penggunaan suatu metode. Kecuali itu dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, siswa, situasi, fasilitas dan faktor guru juga turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.

Penulis sebagai Kepala sekolah di SD Negeri Candisari mencoba menulis metode yang cocok untuk pembelajaran IPA di SD dengan metode demontrasi. Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dikhususkan pada materi yang memerlukan peragaan atau percobaan. Hal itu sesuai dengan pelajaran IPA yang pada umumnya materinya memerlukan peragaan atau percobaan. Sebagai contoh sederhana, materi pertumbuhan pada tumbuhan. Agar siswa lebih mudah mengerti materi itu, diperlukan percobaan pertumbuhan pada tanaman kacang hijau. Siswa dapat melakukan percobaan pada biji kacang hijau yang ditaruh dalam kapas berair dan ditaruh dalam ruangan. Dalam beberapa hari kacang hijau itu akan tumbuh dan siswa dapat mengamati setiap pertumbuhan dari kacang hijau tersebut. (Heri Sulistyanto, dkk, 2008).

Langkah-langkah metode demonstrasi secara umum adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, 2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, 3) Menyiapkan bahan atau alat yang akan diperlukan, 4) Menunjuk salah satu siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan, 5) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya, 6) Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan, dan 7) Guru membuat kesimpulan. (Khairil Anwar, 2009: 47).

Metode ini dianggap lebih tepat dibandingkan dengan metode yang lain karena selain guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, siswa juga dapat mendemontrasikan materi melalui percobaan atau peragaan. Sehingga siswa dapat memperhatikan dan menganalisa hasil pengamatan dari percobaan atau peragaan tersebut secara langsung dengan terlibat dalam menemukan materi sendiri, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.

Metode ini memberikan siswa lebih aktif dalam belajar. Aktif fisik, mental dan juga emosional. Aktif fisik, siswa dapat duduk, lari, mendorong dan lain-lain. Siswa aktif mental yaitu dengan menganalisis setiap kegiatan dan aktif emosional dapat mempunyai empati, kerjasama dan motivasi dalam belajar. Percobaan atau peragaan dalam menjelaskan suatu materi dapat menumbuhkan rasa menyenangkan pada siswa dalam belajar sehingga proses belajar lebih efektif. Siswa lebih mudah mengerti dan guru dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kelebihan lain metode ini juga dapat mendukung pembelajaran PAIKEM, yaitu Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Tidak ada metode pembelajaran yang tepat untuk semua mata pelajaran termasuk IPA. Namun, dari berbagai jenis metode maka demonstrasi yang dianggap lebih tepat untuk materi-materi yang ada dipelajaran IPA karena kebanyakan materi pelajaran IPA lebih kearah peragaan maupun percobaan.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar