Oleh: Endang Titik Lestari, M.Pd
Kepala
sekolah SDN Candisari Banyuurip Purworejo
Metode merupakan suatu cara yang berfungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Makin baik suatu metode tersebut, maka makin efektif
pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam
menetapkan baik dan tidaknya penggunaan suatu metode. Kecuali itu dalam hal
metode mengajar, selain faktor tujuan, siswa, situasi, fasilitas dan faktor
guru juga turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya
metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih
sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi.
Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode
yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di
tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Penulis sebagai Kepala sekolah di SD Negeri Candisari
mencoba menulis metode yang cocok untuk pembelajaran IPA di SD dengan metode
demontrasi. Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
dikhususkan pada materi yang memerlukan peragaan atau percobaan. Hal itu sesuai
dengan pelajaran IPA yang pada umumnya materinya memerlukan peragaan atau
percobaan. Sebagai contoh sederhana, materi pertumbuhan pada tumbuhan. Agar
siswa lebih mudah mengerti materi itu, diperlukan percobaan pertumbuhan pada
tanaman kacang hijau. Siswa dapat melakukan percobaan pada biji kacang hijau
yang ditaruh dalam kapas berair dan ditaruh dalam ruangan. Dalam beberapa hari
kacang hijau itu akan tumbuh dan siswa dapat mengamati setiap pertumbuhan dari
kacang hijau tersebut. (Heri Sulistyanto, dkk, 2008).
Langkah-langkah metode demonstrasi secara umum
adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, 2) Guru
menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, 3) Menyiapkan bahan
atau alat yang akan diperlukan, 4) Menunjuk salah satu siswa untuk
mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan, 5) Seluruh siswa
memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya, 6) Tiap siswa mengemukakan hasil
analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan, dan 7) Guru membuat
kesimpulan. (Khairil Anwar, 2009: 47).
Metode ini dianggap lebih tepat dibandingkan
dengan metode yang lain karena selain guru menyajikan gambaran sekilas materi
yang akan disampaikan, siswa juga dapat mendemontrasikan materi melalui
percobaan atau peragaan. Sehingga siswa dapat memperhatikan dan menganalisa
hasil pengamatan dari percobaan atau peragaan tersebut secara langsung dengan
terlibat dalam menemukan materi sendiri, artinya proses belajar diorientasikan
pada proses pengalaman secara langsung.
Metode ini memberikan siswa lebih aktif dalam
belajar. Aktif fisik, mental dan juga emosional. Aktif fisik, siswa dapat
duduk, lari, mendorong dan lain-lain. Siswa aktif mental yaitu dengan
menganalisis setiap kegiatan dan aktif emosional dapat mempunyai empati,
kerjasama dan motivasi dalam belajar. Percobaan atau peragaan dalam menjelaskan
suatu materi dapat menumbuhkan rasa menyenangkan pada siswa dalam belajar
sehingga proses belajar lebih efektif. Siswa lebih mudah mengerti dan guru
dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kelebihan lain metode
ini juga dapat mendukung pembelajaran PAIKEM, yaitu Pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
Tidak ada metode pembelajaran yang tepat untuk
semua mata pelajaran termasuk IPA. Namun, dari berbagai jenis metode maka
demonstrasi yang dianggap lebih tepat untuk materi-materi yang ada dipelajaran
IPA karena kebanyakan materi pelajaran IPA lebih kearah peragaan maupun
percobaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar