Sabtu, 30 Mei 2020

Batu Akik Model Klawing Sukseskan GLS

Tahun 2017, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) berfokus pada sosialisasi integrasi literasi dalam pembelajaran semua mata pelajaran di kelas. Pengertian literasi yang  disosialisasikan Kemendikbud bukanlah sekadar kegiatan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi dipahami sebagai kemampuan mengakses, mencerna, dan memanfaatkan informasi secara cerdas. Penumbuhan budaya baca menjadi sarana untuk mewujudkan warga sekolah yang literat, dekat dengan buku, dan terbiasa menggunakan bahan bacaan dalam memecahkan beragam persoalan kehidupan.

GLS merupakan program pemerintah yang dicanangkan untuk membudayakan literasi siswa. Salah satu budaya literasi yang ingin ditingkatkan adalah budaya membaca dan menulis. Pemerintah tampaknya prihatin dengan kondisi yang menunjukkan, bahwa budaya literasi baca tulis siswa sangat rendah. Kondisi ini menjadikan keprihatinan guru, karena kegagagalannya dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas yang belum mampu membangkitkan budaya baca tulis bagi siswa.

Terkait dengan kondisi tersebut penulis mencoba mencari solusi bagaimana agar proses pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan mampu membangkitkan budaya literasi baca tulis bagi siswa. Solusi tersebut menggunakan metode Batu Akik model Klawing. Adapun Batu Akik akronom dari Baca Tulis Aktif, Kreatif, Inovatif dan Kooperatif. Sedangkan model Klawing akronim dari tahapan suatu model pembelajaran yaitu 1) Kelompok, 2) Latihan, 3) Amati, 4) Waktu, 5) Instruksi, 6) Nilai, dan 7) Games.(diambil dari google chrome admin  Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S. Pd., M. Pd)

Siswa dibentuk menjadi kelompok kecil secara hiterogen dengan berbagai teknik pembentukan kelompok yang menyenangkan dan kreatif. Dilanjutkan kegiatan latihan yang dikemas sedemikian rupa sehingga latihan tersebut menyenangkan, kreatif dengan pengoptimalan media pembelajaran yang inovatif. Pada saat proses latihan guru melakukan pengamatan terhadap kemampuan yang dipelajari siswa pada masing masing anggota kelompok secara bergantian. Siswa dalam melaksanakan latihan diberi batasan waktu supaya menguasai kompetensi yang diharapkan pada masing masing anggota kelompok. Adanya batasan waktu yang diberikan oleh guru diharapkan siswa mampu secara efektif menguasai komptensi yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Kecuali itu Guru juga meberikan intruksi kepada siswa, agar secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang diinginkan oleh guru untuk memberikan penguatan dan evaluasi terhadap kompetensi yang akan diukur dengan cepat dan tepat. Di dalam proses pembelajaran inilah terjadi juga proses penilaian terhadap masing masing kemampuan siswa pada kelompok masing masing. Dari proses penilaian ini nantinya akan ditentukan siswa dengan kriteria yang ditentukan sesuai dengan ukuran kemampuan masing masing. Dan sintaks yang terakhir adalah game (permainan). Guru melakukan games permainan dengan melibatkan masing-masing peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Games atau permainan ini dilakukan secara aktif, kreatif, inovatif dan kooperatif yang lebih menantang dalam suatu pembelajaran.

Tujuh langkah (sintaks) pembelajaran model KLAWING ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan prinsip dasar dalam pelaksanaan pembalajaran. Pembelajaran model KLAWING dikembangkan dari berbagai model yang telah ada sebelumnya dengan penyempurnaan yang dilakukan secara ilmiah.

Model KLAWING dilaksanakan dengan memadukan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Inovatif dan Kooperatif agar mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna untuk setiap tema dan mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar sehingga dapat mewujudkan budaya literasi baca tulis dan proses pembelajaran berjalan efektif.

Demikian yang dapat  penulis sampaikan semoga bermanfaat bagi guru Sekolah Dasar pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd.,M.Pd .yang telah menginspirasi penulis sehingga tercipta artikel ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar