Tahun 2017, Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) berfokus pada sosialisasi integrasi literasi dalam
pembelajaran semua mata pelajaran di kelas. Pengertian literasi yang disosialisasikan Kemendikbud bukanlah sekadar
kegiatan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi dipahami sebagai
kemampuan mengakses, mencerna, dan memanfaatkan informasi secara cerdas.
Penumbuhan budaya baca menjadi sarana untuk mewujudkan warga sekolah yang
literat, dekat dengan buku, dan terbiasa menggunakan bahan bacaan dalam
memecahkan beragam persoalan kehidupan.
GLS merupakan program pemerintah yang dicanangkan untuk membudayakan
literasi siswa. Salah satu budaya literasi yang ingin ditingkatkan adalah
budaya membaca dan menulis. Pemerintah tampaknya prihatin dengan kondisi yang
menunjukkan, bahwa budaya literasi baca tulis siswa sangat rendah. Kondisi ini
menjadikan keprihatinan guru, karena kegagagalannya dalam melaksanakan proses
pembelajaran di dalam kelas yang belum mampu membangkitkan budaya baca tulis
bagi siswa.
Terkait dengan kondisi tersebut penulis mencoba
mencari solusi bagaimana agar proses pembelajaran di kelas menjadi lebih
efektif dan mampu membangkitkan budaya literasi baca tulis bagi siswa. Solusi
tersebut menggunakan metode Batu Akik model Klawing. Adapun Batu
Akik akronom dari Baca Tulis Aktif,
Kreatif, Inovatif dan Kooperatif.
Sedangkan model Klawing akronim dari tahapan suatu
model pembelajaran yaitu 1) Kelompok, 2) Latihan, 3) Amati, 4) Waktu,
5) Instruksi, 6) Nilai, dan 7) Games.(diambil dari google chrome admin Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S. Pd., M. Pd)
Siswa dibentuk menjadi kelompok kecil secara hiterogen
dengan berbagai teknik pembentukan kelompok yang menyenangkan dan kreatif.
Dilanjutkan kegiatan latihan yang dikemas sedemikian rupa sehingga latihan
tersebut menyenangkan, kreatif dengan pengoptimalan media pembelajaran yang
inovatif. Pada saat proses latihan guru melakukan pengamatan terhadap kemampuan yang dipelajari siswa pada masing
masing anggota kelompok secara bergantian. Siswa dalam melaksanakan latihan
diberi batasan waktu supaya menguasai kompetensi yang diharapkan pada masing
masing anggota kelompok. Adanya batasan waktu yang diberikan oleh guru
diharapkan siswa mampu secara efektif menguasai komptensi yang diajarkan dalam
proses pembelajaran. Kecuali itu Guru juga meberikan intruksi kepada siswa,
agar secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang diinginkan oleh guru
untuk memberikan penguatan dan evaluasi terhadap kompetensi yang akan diukur
dengan cepat dan tepat. Di dalam proses pembelajaran inilah terjadi juga proses
penilaian terhadap masing masing kemampuan siswa pada kelompok masing masing.
Dari proses penilaian ini nantinya akan ditentukan siswa dengan kriteria yang
ditentukan sesuai dengan ukuran kemampuan masing masing. Dan sintaks yang
terakhir adalah game (permainan). Guru melakukan games permainan dengan
melibatkan masing-masing peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan. Games atau permainan ini dilakukan secara aktif, kreatif, inovatif
dan kooperatif yang lebih menantang dalam suatu pembelajaran.
Tujuh langkah (sintaks) pembelajaran model KLAWING ini
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan prinsip dasar dalam
pelaksanaan pembalajaran. Pembelajaran model KLAWING dikembangkan dari berbagai
model yang telah ada sebelumnya dengan penyempurnaan yang dilakukan secara
ilmiah.
Model KLAWING dilaksanakan dengan memadukan
pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Inovatif dan Kooperatif agar mampu
menciptakan pembelajaran yang bermakna untuk setiap tema dan mata pelajaran
yang ada di Sekolah Dasar sehingga dapat mewujudkan budaya literasi baca tulis
dan proses pembelajaran berjalan efektif.
Demikian yang dapat
penulis sampaikan semoga bermanfaat bagi guru Sekolah Dasar pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih
kepada Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd.,M.Pd .yang telah menginspirasi penulis sehingga tercipta artikel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar