Diskusi Kelompok Terarah atau Foccus
Group Discusion (FGD) merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai
suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). Menurut Prastowo
(2008) Diskusi Kelompok Terarah atau Foccus
Group Discussion (FGD) merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana
sekelompok orang dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan,
ide, iklan, kemasan/ situasi kondisi tertentu. Sedangkan Henning dan Columbia
(1990) menjelaskan bahwa Diskusi Kelompok Terarah atau Foccus Group Discussion (FGD) adalah wawancara dari sekelompok
kecil orang yang dipimpin seorang narasumber atau moderator yang mendorong
peserta untuk berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting
dan berkaitan dengan topik saat itu.
Kelebihan dari FGD dalam kegiatan ini adalah berdasarkan segi
kepraktisan dan biaya merupakan metode pengumpulan data yang hemat biaya/tidak
mahal, fleksibel, praktis, elaborasif serta dapat mengumpulkan data yang lebih
banyak dari responden dalam waktu yang singkat (Streubert & Carpenter,
2003). Selain itu, metode FGD memfasilitasi kebebasan berpendapat para individu
yang terlibat dan memungkinkan para peneliti meningkatkan jumlah sampel
penelitian mereka. Dari segi validitas, metode FGD merupakan metode yang
memiliki tingkat high face validity
dan secara umum berorientasi pada prosedur penelitian (Lehoux, Poland, &
Daudelin, 2006).
Penulis memilih FGD sebagai tahapan awal untuk
membuka komunikasi dan keterbukaan dengan semua guru karena model diskusi
seperti ini tidak pernah dilakukan di SDN Candisari. Hal ini juga bertujuan
untuk memberikan ruang bai guru dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi.
Melalui proses ini penulis memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
anggota kelompok untuk menyatakan pendapat berdasarkan topic yang diberikan.
Hal ini mengacu pada tujuan dari Diskusi KelompokTerarah atau FGD yaitu untuk
memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang bersifat lokal dan
spesifik (Prastowo: 2008) .
Topik yang penulis angkat pada FGD ini adalah seputar kendala dalam
proses pembelajaran di sekolah. Diskusi kelompok terarah ini melibatkan semua
guru yang berjumlah 9 orang, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran dan
dilaksanakan di rumah makan satu satu setelah proses penerimaan siswa baru
selesai dilaksanakan. Penulis mengemas proses FGD ini dalam suasana akrab dan kekeluargaan
serta diselingi dengan acara “makan siang bersama” dengan tujuan untuk
menghindari perasaan tertekan dari suasana formal yang mungkin timbul dan dapat
menjadi rintangan komunikasi antara sesama kelompok diskusi. Penulis meminta
para guru untuk secara terbuka menyatakan berbagai kekurangan dan permasalahan
yang selama ini mereka hadapi termasuk solusi yang dapat mereka tawarkan. Dalam
diskusi ini penulis hanya bertindak sebagai moderator atau fasilitator dan
tidak melibatkan diri secara langsung dalam proses diskusi. Hal ini penulis
lakukan untuk menjaga keleluasaan para guru dalam mengeluarkan gagasan atau
pendapatnya selama proses diskusi.
Para guru menunjukkan antusiasme yang tinggi selama proses diskusi dan
secara terbuka dapat mengkomunikasikan semua pendapat dan gagasan yang mereka
miliki. Bahkan selama diskusi setiap guru secara sadar mengoreksi kekurangan
mereka dalam proses pembelajaran di kelas termasuk kendala rasa percaya diri
dan motivasi rendah yang mereka miliki. Di luar dugaan ternyata forum diskusi
kelompok ini telah mampu menjadi “media curhat” bagi para guru dan mampu
melunturkan semua tembok pemisah yang selama ini ada di antara para guru dan
kepala sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar