Sabtu, 30 Mei 2020

FGD Tingkatkan Motivasi Guru dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Diskusi Kelompok Terarah atau Foccus Group Discusion (FGD) merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). Menurut Prastowo (2008) Diskusi Kelompok Terarah atau Foccus Group Discussion (FGD) merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok orang dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan, kemasan/ situasi kondisi tertentu. Sedangkan Henning dan Columbia (1990) menjelaskan bahwa Diskusi Kelompok Terarah atau Foccus Group Discussion (FGD) adalah wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin seorang narasumber atau moderator yang mendorong peserta untuk berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting dan berkaitan dengan topik saat itu.

Kelebihan dari FGD dalam kegiatan ini adalah berdasarkan segi kepraktisan dan biaya merupakan metode pengumpulan data yang hemat biaya/tidak mahal, fleksibel, praktis, elaborasif serta dapat mengumpulkan data yang lebih banyak dari responden dalam waktu yang singkat (Streubert & Carpenter, 2003). Selain itu, metode FGD memfasilitasi kebebasan berpendapat para individu yang terlibat dan memungkinkan para peneliti meningkatkan jumlah sampel penelitian mereka. Dari segi validitas, metode FGD merupakan metode yang memiliki tingkat high face validity dan secara umum berorientasi pada prosedur penelitian (Lehoux, Poland, & Daudelin, 2006).

  Penulis memilih FGD sebagai tahapan awal untuk membuka komunikasi dan keterbukaan dengan semua guru karena model diskusi seperti ini tidak pernah dilakukan di SDN Candisari. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan ruang bai guru dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi.

Melalui proses ini penulis memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anggota kelompok untuk menyatakan pendapat berdasarkan topic yang diberikan. Hal ini mengacu pada tujuan dari Diskusi KelompokTerarah atau FGD yaitu untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik (Prastowo: 2008) .

Topik yang penulis angkat pada FGD ini adalah seputar kendala dalam proses pembelajaran di sekolah. Diskusi kelompok terarah ini melibatkan semua guru yang berjumlah 9 orang, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran dan dilaksanakan di rumah makan satu satu setelah proses penerimaan siswa baru selesai dilaksanakan. Penulis mengemas proses FGD ini dalam suasana akrab dan kekeluargaan serta diselingi dengan acara “makan siang bersama” dengan tujuan untuk menghindari perasaan tertekan dari suasana formal yang mungkin timbul dan dapat menjadi rintangan komunikasi antara sesama kelompok diskusi. Penulis meminta para guru untuk secara terbuka menyatakan berbagai kekurangan dan permasalahan yang selama ini mereka hadapi termasuk solusi yang dapat mereka tawarkan. Dalam diskusi ini penulis hanya bertindak sebagai moderator atau fasilitator dan tidak melibatkan diri secara langsung dalam proses diskusi. Hal ini penulis lakukan untuk menjaga keleluasaan para guru dalam mengeluarkan gagasan atau pendapatnya selama proses diskusi.

Para guru menunjukkan antusiasme yang tinggi selama proses diskusi dan secara terbuka dapat mengkomunikasikan semua pendapat dan gagasan yang mereka miliki. Bahkan selama diskusi setiap guru secara sadar mengoreksi kekurangan mereka dalam proses pembelajaran di kelas termasuk kendala rasa percaya diri dan motivasi rendah yang mereka miliki. Di luar dugaan ternyata forum diskusi kelompok ini telah mampu menjadi “media curhat” bagi para guru dan mampu melunturkan semua tembok pemisah yang selama ini ada di antara para guru dan kepala sekolah.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar